Service Level Agreements Azure
Microsoft menunjukkan komitmennya untuk menyediakan produk dan layanan berkualitas tinggi kepada pelanggan dengan memenuhi kebijakan, standar, dan praktik operasional komprehensif. Microsoft Azure memiliki dokumen formal yang disebut dengan Service Level Agreements (SLA) yang menentukan standar kinerja yang berlaku untuk Azure.
- SLA menggambarkan komitmen Microsoft untuk menyediakan standar kinerja bagi pelanggan Azure.
- Terdapat SLA untuk masing-masing produk dan layanan Azure.
- SLA juga menentukan apa yang terjadi jika suatu layanan atau produk gagal memenuhi spesifikasi SLA yang telah diatur
SLA untuk produk dan layanan Azure
Ada tiga karakteristik utama SLA untuk produk dan layanan Azure:
- Target kinerja,
- Jaminan uptime dan konektivitas,
- Kredit layanan.
Target kinerja
SLA mendefinisikan target kinerja untuk produk dan layanan Azure. Target kinerja yang ditentukan oleh SLA berlaku untuk setiap produk dan layanan Azure secara spesifik. Misalnya, target kinerja untuk beberapa layanan Azure dinyatakan sebagai jaminan uptime atau tingkat konektivitas.
Jaminan uptime dan konektivitas
SLA biasanya menetapkan jaminan target kinerja sekitar 99,9 persen (“three nines”) hingga 99,999 persen (“five nines”) untuk setiap produk atau layanan Azure. Target ini dapat berlaku untuk kriteria kinerja seperti uptime atau waktu respon layanan.
Berikut ini adalah tabel yang mencantumkan potensi downtime kumulatif untuk berbagai level SLA:
SLA % | Downtime per minggu | Downtime per bulan | Downtime per tahun |
---|---|---|---|
99 | 1,68 jam | 7,2 jam | 3,65 hari |
99,9 | 10,1 menit | 43,2 menit | 8,76 jam |
99,95 | 5 menit | 21,6 menit | 4,38 jam |
99,99 | 1,01 menit | 4,32 menit | 52,56 menit |
99,999 | 6 detik | 25,9 detik | 5,26 menit |
Kredit layanan
SLA juga menjelaskan bagaimana Microsoft akan merespon jika produk atau layanan Azure gagal memenuhi spesifikasi SLA yang telah diatur.
Sebagai contoh, pelanggan mungkin akan mendapatkan diskon yang diterapkan pada tagihan Azure, sebagai kompensasi untuk produk atau layanan Azure yang berkinerja buruk. Tabel di bawah ini akan menjelaskan contoh secara lebih rinci.
Persentase uptime | Persentase kredit layanan |
---|---|
< 99,9 | 10 |
< 99 | 25 |
< 95 | 100 |
Menghitung downtime
Setiap produk atau layanan Azure menawarkan SLA yang berbeda, produk dan layanan ini bisa dikombinasikan dan menghasilkan nilai SLA yang lebih tinggi atau rendah sesuai dengan arsitektur aplikasi yang digunakan. Hasil SLA dari kombinasi ini disebut dengan Composite SLA.
Misalnya, Anda menggunakan layanan Azure web app (SLA 99,95%) yang menyimpan pada SQL database (SLA 99,99%).
Pada kasus di atas, jika salah satu layanan mati maka keseluruhan aplikasi tidak akan bisa digunakan. Sehingga, composite SLA dari aplikasi di atas adalah:
99,95% x 99,99% = 99,94%
Ini artinya aplikasi di atas memiliki peluang kegagalan yang lebih tinggi dari SLA individual. Aplikasi yang membutuhkan banyak layanan juga akan memiliki lebih banyak titik potensi kegagalan.
Contoh lain, Anda bisa meningkatkan SLA dengan membuat layanan alternatif cadangan. Misalnya, ketika layanan SQL Database mati maka transaksi pada database akan dialihkan ke layanan queue untuk nantinya diproses ketika SQL database sudah menyala.
Dengan rancangan ini, aplikasi akan tetap tersedia meskipun layanan basis datanya down. Keseluruhan aplikasi baru akan down ketika layanan database dan queue-nya mati secara bersamaan. Sehingga kombinasi layanan database dan queue akan menghasilkan nilai SLA:
1.0 - (0,0001 x 0,001) = 99,99999%
Sehingga composite SLA dari aplikasi akan menjadi:
99,95% x 99,99999% = ~99,95%
Dengan rancangan ini kita telah berhasil meningkatkan SLA aplikasi. Namun, solusi ini memiliki beberapa kelemahan seperti logika aplikasi akan menjadi semakin rumit, akan ada biaya tambahan untuk layanan queue, dan juga masalah terkait konsistensi data.
0 Response to "Service Level Agreements Azure"
Posting Komentar